بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Gambar ini saya ambil dari akun teman Facebook saya. Saya mengambil –tepatnya meng-Copas (copy-paste) gambar ini karena tulisan didalamnya cukup menarik dan mengandung makna yang baik.
Gambar ini saya ambil dari akun teman Facebook saya. Saya mengambil –tepatnya meng-Copas (copy-paste) gambar ini karena tulisan didalamnya cukup menarik dan mengandung makna yang baik.
Isi
dari tulisan tersebut adalah sebuah perenungan atau muhasabah seorang perempuan tentang dirinya. Kalimat tersebut
seperti cambuk bagi perempuan ketika mereka malas belajar. Juga merupakan
kapsul pemecut semangat ketika rasa malas itu datang.
Ia
ingat bahwa seorang perempuan itu nantinya akan mempunyai pasangan hidup
(suami). Dari hubungan antara suami-istri itu nantinya akan lahir sosok
individu baru. Yang dimaksud adalah seorang bayi atau sang buah hati. Telah
kita ketahui bersama bahwa yang namanya bayi itu pasti senantiasa dekat dengan
Ibunya daripada dengan Bapaknya. Karena telah terbentuk ikatan emosional yang
lama antara seorang ibu dan buah hatinya.
Karakter seorang anak dibentuk dan ditentukan oleh
ibunya karena ibulah yang selalu mengajari anaknya dari kecil hingga dewasa
kelak dan dia pula yang selalu menjaga dan selalu ada untuk anaknya, dimana pun
dan kapan pun. Jika ibunya berkarakter baik maka anaknya pun akan berkarakter
baik dan jika ibunya berkarakter buruk maka anaknya pun akan berkarakter buruk.
Maka ingatlah selalu ketika anda malas belajar
dengan kalimat ini, “anak-anakku kelak berhak dilahirkan dari rahim seorang perempuan yang
cerdas”
Cerdas dan tidaknya seorang anak tergantung ibunya. Karena ibulah guru
pertama yang dikenal oleh anaknya, anaknya akan bertanya segala hal yang ia
temukan disekelilingnya. Ia juga akan mengamati apa yang dilakukan oleh ibunya
dari mulai berkata sampai bersikap.
Menjadikan
keharusan seorang perempuan itu cerdas karena ia adalah calon ibu dari anaknya,
calon guru pertama bagi buah hatinya, dan figur pertama yang akan dicontoh dan
dilihat oleh bidadari kecilnya.
Coba bayangkan
jika ada seorang ibu yang tidak cerdas, ketika anaknya bertanya beberapa hal
yang tidak ia mengerti. Misalkan ia bertanya tentang masalah pergaulan,
permainan, dan makanan, apa yang akan dijawab dan bisa dijelaskan oleh seorang
ibu yang tidak cerdas tadi? Meskpiun ia mampu menjawab, kemungkinan jawaban
tersebut salah atau keliru. Contoh lain dari ketidakcerdasan seorang ibu dalam
berkata dan bersikap, misalnya pada saat itu seorang ibu berkata kasar
disamping anaknya karena sedang marah. Jika hal itu selalu dilakukan didekat
anaknya maka anaknya pun akan meniru kata-kata ibunya tadi. Karena syaraf
motorik anak telah menyerap kata-kata ibunya.
Jadi
berhati-hatilah bagi anda perempuan ketika hari ini anda malas belajar. Karena
apa yang hari ini kita pilih hasilnya akan kita dapatkan kelak di depan. Dan
kelak hasilnya seperti apa yang didapatkan jangan menyesalinya karena itu
adalah hasil dari pilihan kita sendiri. Wallahu Alam
0 komentar:
Posting Komentar