Telah kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk sosial, yaitu
makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, yang senantiasa membutuhkan peran serta
bantuan dan pertolongan dari orang lain. Manusia merupakan makhluk cipataan
Allah SWT yang sempurna karena diberikan oleh-Nya akal untuk berpikir, juga
bersifat lemah dan terbatas. Kelemahan dan keterbatasan pada manusia disebabkan
manusia adalah ciptaan bukan pencipta, jadi apa saja yang namanya ciptaan pasti
akan bersifat lemah dan terbatas. Ia tidak bisa hidup selamanya dan tidak bisa berkembang
sendiri dan suatu saat nanti pasti akan mati.
Jika digolongkan
manusia itu ada 5 jenisnya. Yaitu jenis manusia
wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram.
Pertama, manusia Wajib artinya manusia yang jika adanya
itu sangat bermanfaat karena kebaikannya dan ketiadaanya itu membuat kita
merasa kehilangan. Misalnya ketika kita lagi mencari alamat rumah, pesantren,
atau masjid. Kita bertanya kepada orang, “maaf pak, mau tanya dimana ya letak rumah
ini.” “oh itu, saya tahu de mari ikut
dengan saya.” “gausah dianter Pak, ditunjukin aja jalan menuju rumahnya.” “ga
apa-apa de…” setelah kita sampai di
rumah yang kita tuju, kita ingin mengucapkan terima kasih pada orang yang membantu
itu, tapi ternyata orangnya sudah tidak ada, sudah pergi. Pasti kita merasa
kehilangan, “dimana ya bapak-bapak tadi?”
Kedua, manusia Sunnah artinya manusia yang jika adanya
itu bikin kita seneng, bikin kita bahagia, aman dan lain-lain dan ketiadaanya
itu tidak merasa kehilangan. Contohnya, kan ada tuh ya orang ketika ia datang
ke sekolah, ke kampus, atau ke kantor suka bawa makanan terus kita dikasih,
orangnya pun sopan, enak dipandang, ucapannya pun penuh kebaikan, suka menolong
ya pokoknya bikin kita senang dan nyaman. Tapi ketika orangnya itu ga ada, kita
biasa-biasa saja tidak merasa kehilangan.
Ketiga, manusia Mubah artinya manusia yang ada dan tidak
adanya itu ga ngepek, tidak
bermanfaat, tidak berpengaruh, dan tidak bikin masalah dan kemudhorotan pada
orang lain. Jadi manusia yang biasa-biasa saja, bermanfaat tidak bermasalah
juga tidak. Tapi ada juga manusia seperti ini yang derajatnya tinggi dihadapan
Allah karena keasyikannya beribadah terus menerus kepada Allah SWT.
Keempat, manusia makruh artinya manusia yang adanya itu
selalu bikin masalah, bikin repot, bikin ruwet, bikin stress dan ketiadaannya
itu kita akan merasa senang. Contohnya, orang seperti ini ketika datang ke
kelas kerjaannya itu usil, bikin masalah terus, celetak-celetuknya bikin ga enak semua nama satwa di Ragunan ia
sebutkan (maaf) hai beruk?! Misalnya.
Tapi kalau orang jenis ini ga ada kita seneng, “alhamdulillah, senang dan damai
rasanya kalo ga ada orang itu.”
Kelima, Manusia Haram artinya manusia yang adanya itu
wajib ga ada, wajib dihilangkan karena berbahaya dan ketiadaanya itu kita
syukuri. Contohnya itu pembunuh, penculik, peneror dll. Kita kalo denger dan
baca berita tertangkapnya pencuri, tertangkapnya pembunuh, tertangkapnya
koruptor di TV, Radio, atau koran pasti akan bersyukur, “Alhamdulillah, pencuri
dan pembunuhnya sudah ditangkap polisi” dikelas pun sama kalo ada guru yang
sering marah-marah, mengajarnya dengan tangan besi (otoriter), suka memberi
hukuman. Kalo guru itu sudah ga ada, ga ngajar lagi karena di mutasi ke sekolah
lain. Niscaya semua murid yang ada di kelas langsung bersyukur dan saat itu
juga langsung tahlilan tuh kayanya, hehehe
Itulah kelima
jenis contoh Manusia jika manusia itu digolongkan. Semoga apa yang telah kita
pelajari bisa membuat kita merenung, menghayati, dan memikirkan tentang diri
kita dan sikap kita. Apakah selama ini sikap kita itu sudah baik ataukah belum,
apakah diri kita itu sudah bermanfaat atau belum, sudahkah diri kita membantu
dan menolong orang lain atau belum. Jika jawabannya belum semua, maka sudah
sepatutnya kita belajar mengubah diri kita untuk menjadi diri kita yang lebih
baik dari sebelumnya dan lebih bermanfaat dari sebelumnya karena sebaik-baik
manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain. Semangat!
0 komentar:
Posting Komentar