Selasa, 23 Oktober 2012

5 Jenis Manusia


Telah kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, yang senantiasa membutuhkan peran serta bantuan dan pertolongan dari orang lain. Manusia merupakan makhluk cipataan Allah SWT yang sempurna karena diberikan oleh-Nya akal untuk berpikir, juga bersifat lemah dan terbatas. Kelemahan dan keterbatasan pada manusia disebabkan manusia adalah ciptaan bukan pencipta, jadi apa saja yang namanya ciptaan pasti akan bersifat lemah dan terbatas. Ia tidak bisa hidup selamanya dan tidak bisa berkembang sendiri dan suatu saat nanti pasti akan mati.               

  Jika digolongkan manusia itu ada  5 jenisnya. Yaitu jenis manusia wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram.
                Pertama, manusia Wajib artinya manusia yang jika adanya itu sangat bermanfaat karena kebaikannya dan ketiadaanya itu membuat kita merasa kehilangan. Misalnya ketika kita lagi mencari alamat rumah, pesantren, atau masjid. Kita bertanya kepada orang, “maaf pak, mau tanya dimana ya letak rumah ini.” “oh itu, saya tahu de mari ikut dengan saya.” “gausah dianter Pak, ditunjukin aja jalan menuju rumahnya.” “ga apa-apa de…” setelah kita sampai di rumah yang kita tuju, kita ingin mengucapkan terima kasih pada orang yang membantu itu, tapi ternyata orangnya sudah tidak ada, sudah pergi. Pasti kita merasa kehilangan, “dimana ya bapak-bapak tadi?”
                Kedua, manusia Sunnah artinya manusia yang jika adanya itu bikin kita seneng, bikin kita bahagia, aman dan lain-lain dan ketiadaanya itu tidak merasa kehilangan. Contohnya, kan ada tuh ya orang ketika ia datang ke sekolah, ke kampus, atau ke kantor suka bawa makanan terus kita dikasih, orangnya pun sopan, enak dipandang, ucapannya pun penuh kebaikan, suka menolong ya pokoknya bikin kita senang dan nyaman. Tapi ketika orangnya itu ga ada, kita biasa-biasa saja tidak merasa kehilangan.
                Ketiga, manusia Mubah artinya manusia yang ada dan tidak adanya itu ga ngepek, tidak bermanfaat, tidak berpengaruh, dan tidak bikin masalah dan kemudhorotan pada orang lain. Jadi manusia yang biasa-biasa saja, bermanfaat tidak bermasalah juga tidak. Tapi ada juga manusia seperti ini yang derajatnya tinggi dihadapan Allah karena keasyikannya beribadah terus menerus kepada Allah SWT.
                Keempat, manusia makruh artinya manusia yang adanya itu selalu bikin masalah, bikin repot, bikin ruwet, bikin stress dan ketiadaannya itu kita akan merasa senang. Contohnya, orang seperti ini ketika datang ke kelas kerjaannya itu usil, bikin masalah terus, celetak-celetuknya  bikin ga enak semua nama satwa di Ragunan ia sebutkan (maaf) hai beruk?! Misalnya. Tapi kalau orang jenis ini ga ada kita seneng, “alhamdulillah, senang dan damai rasanya kalo ga ada orang itu.”
                Kelima, Manusia Haram artinya manusia yang adanya itu wajib ga ada, wajib dihilangkan karena berbahaya dan ketiadaanya itu kita syukuri. Contohnya itu pembunuh, penculik, peneror dll. Kita kalo denger dan baca berita tertangkapnya pencuri, tertangkapnya pembunuh, tertangkapnya koruptor di TV, Radio, atau koran pasti akan bersyukur, “Alhamdulillah, pencuri dan pembunuhnya sudah ditangkap polisi” dikelas pun sama kalo ada guru yang sering marah-marah, mengajarnya dengan tangan besi (otoriter), suka memberi hukuman. Kalo guru itu sudah ga ada, ga ngajar lagi karena di mutasi ke sekolah lain. Niscaya semua murid yang ada di kelas langsung bersyukur dan saat itu juga langsung tahlilan tuh kayanya, hehehe
                Itulah kelima jenis contoh Manusia jika manusia itu digolongkan. Semoga apa yang telah kita pelajari bisa membuat kita merenung, menghayati, dan memikirkan tentang diri kita dan sikap kita. Apakah selama ini sikap kita itu sudah baik ataukah belum, apakah diri kita itu sudah bermanfaat atau belum, sudahkah diri kita membantu dan menolong orang lain atau belum. Jika jawabannya belum semua, maka sudah sepatutnya kita belajar mengubah diri kita untuk menjadi diri kita yang lebih baik dari sebelumnya dan lebih bermanfaat dari sebelumnya karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain. Semangat!

0 komentar:

Posting Komentar