Minggu, 23 Maret 2014

Proses Kebangkitan Manusia

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

PEMIKIRAN à PEMAHAMAN à TINGKAH LAKU

Kebangkitan manusia diawali dengan pemikiran, karena dengan pemikiranlah ia akan mendapatkan sebuah pemahaman, kemudian dari pemahaman itulah muncul yang namanya tingkah laku/perbuatan.
            Contohnya kenapa ada perampok, karena sebelumnya yang namanya perampok itu tidak serta merta ia berprofesi seperti itu dari kecil. Tidak mungkin ia ketika lahir kedunia langsung jadi perampok atau ia ditakdirkan sebagai perampok. Itu hal yang mustahil, kenapa? Karena seorang bayi atau anak kecil belum bisa mengoptimalkan otaknya untuk berpikir dan juga tidak mempunyai pemahaman bagaimana cara merampok. Ia bisa menjadi seorang perampok ketika ia mulai dewasa, ketika ia mulai menggunakan akalnya untuk berpikir. Misalnya ketika pada saat itu ia sedang tidak mempunyai uang dan juga ia sedang dalam kondisi tidak bekerja, sementara kebutuhan untuk makan dan minum harus dipenuhi. Kemudian ia berpikir bagaimana cara mendapatkan uang? Lama berpikir akhirnya ia menemukan cara untuk dapatkan uang, yaitu dengan cara merampok.  Namun ia tidak mempunyai pemahaman bagaimana cara agar merampok itu sukses atau berhasil, bagaimana agar merampok itu tidak membuahkan hasil yang  mengecewakan, dan bagaimana agar merampok itu tidak diketahui orang dan tidak ditangkap Polisi. Kembali ia berpikir, lanjut cerita ia pun mempunyai cara tentang bagaimana memecahkan ketiga pertanyaan tadi. Cara itulah yang dimaksud dengan pemahaman, setelah paham barulah ia bertingkah laku atau berbuat untuk merampok.
            Jadi pemahamanlah yang mengatur hidupnya ketika di dunia. Contoh lain, kenapa orang selalu beda sikap atau beda tingkah laku terhadap orang lain. Karena ia mempunyai kedua pemahaman yang berbeda, artinya sikap ia kepada seorang yang ia cinta akan berbeda dengan sikap ia kepada orang yang ia benci. Misalnya jika bertemu dengan orang yang ia cinta maka ia akan mengorbankan apa saja demi orang ia cinta, menolongnya, membantunya, dan memperhatikannya.  Tapi kepada orang yang ia benci, ia akan menjauhi atau bahkan tidak mau menolongnya. Jadi jelas tingkah laku manusia tergantung dari pemahaman dirinya sendiri.
            Kemudian, bagaimana cara agar kaum muslimin bisa bangkit kembali, bisa berjaya kembali seperti dulu ketika kaum muslimin menjadi peradaban nomor satu di dunia? Yaitu dengan cara memberikan pemikiran kepada kaum muslimin yang mendasar dan juga menyeluruh tentang ketiga pertanyaan pokok yang ada pada diri manusia. Apa sajakah itu?
1.  Manusia Berasal Darimana?
2.  Untuk Apa Manusia Hidup?
3.  Dan Mau Kemana Setelah Manusia Hidup?
Itulah ketiga pertanyaan yang wajib dijawab dan dipikirkan oleh manusia. Kenapa wajib dijawab ketiga pertanyaan itu? Karena jawaban dari ketiga pertanyaan itulah yang akan menjadi pemahaman atau landasan ketika ia hidup di dunia. Misalnya ada sebuah kaum yang menjawab manusia berasal dari materi, maka ia sehari-hari hidupnya di dunia hanya mencari materi semata, ia tidak percaya akan hal-hal yang kasat mata atau hal-hal yang gaib, ia pun tidak percaya dengan yang namanya dosa dan pahala. Lebih parahnya ia tidak percaya dengan adanya surga dan neraka karena ia berkeyakinan dan menjawab bahwa manusia ketika mati akan kembali menjadi materi.
            Bagaimana cara agar manusia bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan benar? Yakni dengan cara memikirkan tiga unsur yang bisa dijangkau oleh akal kita, yakni kehidupan, alam semesta, dan manusia dan juga ketiga unsur ini harus dikaitkan dengan sesuatu yang ada sebelum alam kehidupan dan juga sesudah kehidupan dunia. Jadi ada tiga unsur yang perlu kita pikirkan, yaitu kehidupan, alam semesta, dan manusia. Apakah ketiga unsur tersebut sifatnya terbatas atau bersifat kekal abadi?
            Pertama kehidupan, jika ketika melihat dan memperhatikan serta meneliti tentang kehidupan teryata akan kita temui bahwa kehidupan ini bersifat terbatas, ada awal dan ada akhirnya. Contohnya kita bisa melihat bagaimana proses terjadinya pohon atau tanaman lainnya, ketika tumbuh pasti diawali dari biji atau benih yang kemudian berubah jadi akar, lama kemudian akarnya mulai tumbuh kuat maka batang pohon pun mulai muncul keatas. Lama kelamaan biji yang kecil tadi akan menjadi pohon yang tinggi yang mempunyai banyak ranting dan dedaunan, juga mempunyai banyak buah. Kemudian setelah itu pohon tadi akan mengalami kehancuran (tumbang) disebabkan oleh beberapa sebab. Itu bukti jika kehidupan ini sifatnya sementara.
            Kedua manusia, manusia juga bersifat terbatas karena ia tumbuh dan berkembangnya sampai batas waktu yang telah ditentukan. Artinya manusia yang tadinya lahir kedunia setelah berumur panjang akan mengalami kematian. Manusia pun bersifat lemah senantiasa bergantung kepada pertolongan orang lain, manusia tidak bisa hidup sendiri karena memang sudah menjadi fitrah bahwa manusia adalah makhluk sosial yang selalu bekerja sama dengan orang lain. Jika manusia tidak bersifat terbatas, tidak lemah, maka ia tidak membutuhkan bantuan orang lain. Hidupnya sendiri, makan sendiri, lahir sendiri, tidur sendiri, dan bikin keluarga sendiri. Tapi kan tidak ada manusia yang seperti itu. Maka pantas bahwa manusia itu bersifat terbatas.
            Ketiga alam semesta, alam semesta adalah kumpulan atau himpunan dari benda-benda angkasa yang setiap bendanya memiliki keterbatasan. Jika segala himpunan itu bersifat terbatas maka terbatas pula sifatnya.
          nah, jika ketiga unsur tadi semua itu sifatnya terbatas berarti ada sesuatu yang lain yang telah menciptakan ketiganya. Sesuatu itulah yang dimaksud dengan Sang Khaliq atau Sang Pencipta. Sang Pencipta bersifat wajibul wujud, wajib adanya. Ia tidak diciptakan oleh yang lain karena jika Sang Pencipta itu diciptakan berarti ia bukan pencipta melainkan mahkluk. Artinya bahwa yang namanya Pencipta itu tugasnya menciptakan mahkluk sementara mahkluk adalah ciptaan dari Sang Pencipta. Kita telah mengetahui bahwa yang namanya mahkluk itu bersifat terbatas. Jika Sang Pencipta itu bersifat terbatas berarti ia mahkluk bukan pencipta.
            Islam menjelaskan kepada kita bahwa dibalik ketiga unsur tadi ada yang namanya Pencipta, yakni Allah SWT. Dia lah Tuhan yang telah menciptakan ketiga unsur tadi yang tadinya tidak ada menjadi ada dan Dia pula yang nantinya akan meniadakan yang tadinya ada menjadi tidak ada.
            Setelah kita mengetahui bahwa ada yang namanya Sang Pencipta (Allah SWT) maka kita akan bisa menjawab ketiga pertanyaan pokok yang ada pada diri manusia seperti ini:
Manusia berasal darimana? Dari Allah SWT
Untuk apa manusia hidup di dunia? Untuk beribadah kepada Allah SWT
Mau kemana manusia setelah kehidupan ini? Akan kembali kepada Allah SWT
            Sebenarnya jawaban yang meyakini tentang keberadaan Sang Pencipta itulah yang dimaksud dengan Aqidah. Aqidah yang terpancar dari pemikiran manusia. Aqidah itu yang nantinya akan menjadi landasan manusia ketika hidup di dunia. Semua problematika yang dihadapi manusia solusi untuk menyelesaikannya adalah dengan merujuk kepada sumber yang telah dibuat oleh Allah SWT, yaitu Al-Quran dan As-sunnah. Jika semua problematika manusia penyelesaiannya menggunakan solusi dari Allah SWT, insya Allah kehidupan manusia akan aman, tentram, dan damai. Kesejahteraan dan keadilan bisa dirasakan oleh semua kalangan masyarakat tanpa terkecuali. Jika sudah seperti itu maka kebangkitan yang hakiki bisa benar-benar diraih sehingga umat manusia yang model seperti ini nantinya akan menjadi mercusuar peradaban dunia menjadi pemimpin bagi segenap manusia.
            Jadi inti dari kebangkitan itu adalah pemikiraan manusia. Jika kita ingin mengubah manusia sekarang untuk meraih kebangkitannya, yang terlebih dahulu diubah yaitu pemikiran yang ada sekarang dengan pemikiran yang lain. Pemikiran yang salah tentang kehidupan, manusia, dan alam semesta menjadi pemikiran yang benar, yang memuaskan akal, menentramkan jiwa dan sesuai dengan fitrah manusia. Wallahu 'alam



0 komentar:

Posting Komentar