بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
PEMIKIRAN à PEMAHAMAN à TINGKAH LAKU
Jadi pemahamanlah yang
mengatur hidupnya ketika di dunia. Contoh lain, kenapa orang selalu beda sikap
atau beda tingkah laku terhadap orang lain. Karena ia mempunyai kedua pemahaman
yang berbeda, artinya sikap ia kepada seorang yang ia cinta akan berbeda dengan
sikap ia kepada orang yang ia benci. Misalnya jika bertemu dengan orang yang ia
cinta maka ia akan mengorbankan apa saja demi orang ia cinta, menolongnya,
membantunya, dan memperhatikannya. Tapi
kepada orang yang ia benci, ia akan menjauhi atau bahkan tidak mau menolongnya.
Jadi jelas tingkah laku manusia tergantung dari pemahaman dirinya sendiri.
PEMIKIRAN à PEMAHAMAN à TINGKAH LAKU
Kebangkitan manusia diawali dengan pemikiran, karena dengan pemikiranlah
ia akan mendapatkan sebuah pemahaman,
kemudian dari pemahaman itulah muncul yang namanya tingkah laku/perbuatan.
Contohnya kenapa ada
perampok, karena sebelumnya yang namanya perampok itu tidak serta merta ia
berprofesi seperti itu dari kecil. Tidak mungkin ia ketika lahir kedunia
langsung jadi perampok atau ia ditakdirkan sebagai perampok. Itu hal yang
mustahil, kenapa? Karena seorang bayi atau anak kecil belum bisa mengoptimalkan
otaknya untuk berpikir dan juga tidak mempunyai pemahaman bagaimana cara
merampok. Ia bisa menjadi seorang perampok ketika ia mulai dewasa, ketika ia
mulai menggunakan akalnya untuk berpikir. Misalnya ketika pada saat itu ia
sedang tidak mempunyai uang dan juga ia sedang dalam kondisi tidak bekerja,
sementara kebutuhan untuk makan dan minum harus dipenuhi. Kemudian ia berpikir
bagaimana cara mendapatkan uang? Lama berpikir akhirnya ia menemukan cara untuk
dapatkan uang, yaitu dengan cara merampok. Namun ia tidak mempunyai pemahaman bagaimana
cara agar merampok itu sukses atau berhasil, bagaimana agar merampok itu tidak
membuahkan hasil yang mengecewakan, dan
bagaimana agar merampok itu tidak diketahui orang dan tidak ditangkap Polisi.
Kembali ia berpikir, lanjut cerita ia pun mempunyai cara tentang bagaimana
memecahkan ketiga pertanyaan tadi. Cara itulah yang dimaksud dengan pemahaman,
setelah paham barulah ia bertingkah laku atau berbuat untuk merampok.
Kemudian, bagaimana cara
agar kaum muslimin bisa bangkit kembali, bisa berjaya kembali seperti dulu
ketika kaum muslimin menjadi peradaban nomor satu di dunia? Yaitu dengan cara
memberikan pemikiran kepada kaum muslimin yang mendasar dan juga menyeluruh
tentang ketiga pertanyaan pokok yang ada pada diri manusia. Apa sajakah itu?
1. Manusia Berasal Darimana?
2. Untuk Apa Manusia Hidup?
3. Dan Mau Kemana Setelah Manusia Hidup?
Itulah ketiga pertanyaan yang wajib dijawab dan dipikirkan oleh manusia.
Kenapa wajib dijawab ketiga pertanyaan itu? Karena jawaban dari ketiga
pertanyaan itulah yang akan menjadi pemahaman atau landasan ketika ia hidup di
dunia. Misalnya ada sebuah kaum yang menjawab manusia berasal dari materi, maka
ia sehari-hari hidupnya di dunia hanya mencari materi semata, ia tidak percaya
akan hal-hal yang kasat mata atau hal-hal yang gaib, ia pun tidak percaya
dengan yang namanya dosa dan pahala. Lebih parahnya ia tidak percaya dengan
adanya surga dan neraka karena ia berkeyakinan dan menjawab bahwa manusia
ketika mati akan kembali menjadi materi.
Bagaimana cara agar
manusia bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan benar? Yakni dengan cara
memikirkan tiga unsur yang bisa dijangkau oleh akal kita, yakni kehidupan, alam
semesta, dan manusia dan juga ketiga unsur ini harus dikaitkan dengan sesuatu
yang ada sebelum alam kehidupan dan juga sesudah kehidupan dunia. Jadi ada tiga
unsur yang perlu kita pikirkan, yaitu kehidupan, alam semesta, dan manusia.
Apakah ketiga unsur tersebut sifatnya terbatas atau bersifat kekal abadi?
Pertama kehidupan, jika
ketika melihat dan memperhatikan serta meneliti tentang kehidupan teryata akan
kita temui bahwa kehidupan ini bersifat terbatas, ada awal dan ada akhirnya.
Contohnya kita bisa melihat bagaimana proses terjadinya pohon atau tanaman
lainnya, ketika tumbuh pasti diawali dari biji atau benih yang kemudian berubah
jadi akar, lama kemudian akarnya mulai tumbuh kuat maka batang pohon pun mulai
muncul keatas. Lama kelamaan biji yang kecil tadi akan menjadi pohon yang
tinggi yang mempunyai banyak ranting dan dedaunan, juga mempunyai banyak buah.
Kemudian setelah itu pohon tadi akan mengalami kehancuran (tumbang) disebabkan
oleh beberapa sebab. Itu bukti jika kehidupan ini sifatnya sementara.
Kedua manusia, manusia
juga bersifat terbatas karena ia tumbuh dan berkembangnya sampai batas waktu
yang telah ditentukan. Artinya manusia yang tadinya lahir kedunia setelah
berumur panjang akan mengalami kematian. Manusia pun bersifat lemah senantiasa
bergantung kepada pertolongan orang lain, manusia tidak bisa hidup sendiri
karena memang sudah menjadi fitrah bahwa manusia adalah makhluk sosial yang
selalu bekerja sama dengan orang lain. Jika manusia tidak bersifat terbatas,
tidak lemah, maka ia tidak membutuhkan bantuan orang lain. Hidupnya sendiri,
makan sendiri, lahir sendiri, tidur sendiri, dan bikin keluarga sendiri. Tapi
kan tidak ada manusia yang seperti itu. Maka pantas bahwa manusia itu bersifat
terbatas.
Ketiga alam semesta,
alam semesta adalah kumpulan atau himpunan dari benda-benda angkasa yang setiap
bendanya memiliki keterbatasan. Jika segala himpunan itu bersifat terbatas maka
terbatas pula sifatnya.
nah, jika
ketiga unsur tadi semua itu sifatnya terbatas berarti ada sesuatu yang lain
yang telah menciptakan ketiganya. Sesuatu itulah yang dimaksud dengan Sang
Khaliq atau Sang Pencipta. Sang Pencipta bersifat wajibul wujud, wajib adanya.
Ia tidak diciptakan oleh yang lain karena jika Sang Pencipta itu diciptakan
berarti ia bukan pencipta melainkan mahkluk. Artinya bahwa yang namanya
Pencipta itu tugasnya menciptakan mahkluk sementara mahkluk adalah ciptaan dari
Sang Pencipta. Kita telah mengetahui bahwa yang namanya mahkluk itu bersifat
terbatas. Jika Sang Pencipta itu bersifat terbatas berarti ia mahkluk bukan
pencipta.
Islam
menjelaskan kepada kita bahwa dibalik ketiga unsur tadi ada yang namanya
Pencipta, yakni Allah SWT. Dia lah Tuhan yang telah menciptakan ketiga unsur
tadi yang tadinya tidak ada menjadi ada dan Dia pula yang nantinya akan
meniadakan yang tadinya ada menjadi tidak ada.
Setelah kita mengetahui
bahwa ada yang namanya Sang Pencipta (Allah SWT) maka kita akan bisa menjawab
ketiga pertanyaan pokok yang ada pada diri manusia seperti ini:
Manusia berasal darimana? Dari Allah SWT
Untuk apa manusia hidup di dunia? Untuk beribadah kepada Allah SWT
Mau kemana manusia setelah kehidupan ini? Akan kembali kepada Allah SWT
Sebenarnya jawaban yang
meyakini tentang keberadaan Sang Pencipta itulah yang dimaksud dengan Aqidah.
Aqidah yang terpancar dari pemikiran manusia. Aqidah itu yang nantinya akan
menjadi landasan manusia ketika hidup di dunia. Semua problematika yang dihadapi
manusia solusi untuk menyelesaikannya adalah dengan merujuk kepada sumber yang
telah dibuat oleh Allah SWT, yaitu Al-Quran dan As-sunnah. Jika semua
problematika manusia penyelesaiannya menggunakan solusi dari Allah SWT, insya
Allah kehidupan manusia akan aman, tentram, dan damai. Kesejahteraan dan
keadilan bisa dirasakan oleh semua kalangan masyarakat tanpa terkecuali. Jika
sudah seperti itu maka kebangkitan yang hakiki bisa benar-benar diraih sehingga
umat manusia yang model seperti ini nantinya akan menjadi mercusuar peradaban
dunia menjadi pemimpin bagi segenap manusia.
Jadi inti dari
kebangkitan itu adalah pemikiraan manusia. Jika kita ingin mengubah manusia
sekarang untuk meraih kebangkitannya, yang terlebih dahulu diubah yaitu
pemikiran yang ada sekarang dengan pemikiran yang lain. Pemikiran yang salah
tentang kehidupan, manusia, dan alam semesta menjadi pemikiran yang benar, yang
memuaskan akal, menentramkan jiwa dan sesuai dengan fitrah manusia. Wallahu 'alam
0 komentar:
Posting Komentar