Minggu, 21 Agustus 2011

Halqah Part 1

Bismillahirahmannirahim...

Alhamdulillah, ku panjatkan rasa syukurku kepada Dzat yang Maha Agung, Maha Sempurna, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha-Maha yang lainnya yakni Allah SWT Tuhan seluruh alam, Tuhan yang tidak ada duannya, Tuhan yang tidak mempunyai anak, Tuhan yang tidak mempunyai bapak dan Tuhan yang bukan berasal dari Makhluk (read: Manusia) yang telah memberikanku nikmat sehat jasmani dan rohani kepada ku, kepada keluarga ku dan kepada teman-temanku semuanya.

Alhamdulillah, akhirnya aku sudah bisa ikut dan aktif lagi dalam kajian yang diadakan dan dilaksanakan setiap satu minggu sekali atau bisa disebut juga dengan Halqoh. Sebelumnya aku sudah tidak pernah ikut dan aktif lagi dalam pengajian tersebut kira-kira kurang lebih 5 bulan lamanya, karena pada saat itu Guru atau biasa disebut Musrif ku sedang sibuk dengan tugas dan kegiatan kuliahnya. Tapi aku tidak merasa kecewa pada Musrif ku itu karena aku tahu pasti itulah resiko seorang mahasiwa eh maksudnya mahasiswa, pasti akan banyak mendapatkan tugas-tugas dan kegiatan dari dosen maupun kampusnya. Dan itu juga resiko yang harus aku tanggung karena aku memilih dia sebagai Musrif ku.


Yupz, hal seperti itu jangan terlalu diungkit dan dibesar-besarkan yang terpenting aku sudah dapat Musrif baru lagi ni. hehe
Selanjutnya aku akan menceritakan siapakah seseorang yang menjadi musrif baru ku itu. Dia adalah santri atau anak pesantren di Mahad Miftahul Fallah yang sekarang bekerja di tokoh buku Al-amin - Bogor. Orangnya baik, pintar, serius, banyolis, banyoler de el el. Tapi waktu pertama kali aku datang ke pondok pesantrennya, yang aku kira setelah bertemu dengannya, dia itu orangnya kaya yang cuek dan galak gitu. Tapi itu salah, itu hanya perasaanku saja. hehe

Berikut ini pelajaran pertama yang aku dapatkan dalam Halqoh yang pertama.

Aqidah Islamiyah
Aqidah Islamiyah adalah iman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-KitabNya, RasulNya, Hari Akhir, dan Qadla dan Qadar baik-buruknya dari Allah SWT. Sedangkan iman sendiri bermakna pembenaran yang bersipat pasti (Tasdiiqul Jazm), yang sesuai dengan kenyataan, yang muncul dari adanya dalil/bukti. Bersipat pasti maksudnya iman kita itu harus percaya 100% tidak boleh kurang, apabila kurang maka iman kita itu belum sempurna dan bisa dikatakan juga belum kuat. Iman juga bisa kita sebut sebagai pondasi dalam bangunan, apabila pondasinya lemah maka bangunannya pun akan roboh atau hancur dan apabila pondasinya kuat maka bangunannya pun akan kokoh dan kuat. Contohnya, apabila iman kita kepada Allah hanya 99% maka itu belum sempurna karena ada 1 % lagi iman kita yang tidak percaya kepada adanya Allah SWT misalkan masih percaya kepada dukun, paranormal, orang pintar dsb...
Jadi intinya, pada saat itu aku mengkaji tentang Aqidah Islamiyah.

0 komentar:

Posting Komentar